Tips Usaha Kopi dari Fugol Coffee Roasters dan Tokopedia

Tips Usaha Kopi

Tips Usaha Kopi – Industri kopi di Indonesia punya potensi. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023 menunjukkan, produksi kopi di Tanah Air mencapai lebih dari 760.000 ton.

Jumlah coffee shop di Indonesia pun menjamur. Di laporkan bahwa ada sekitar 4.000 coffee shop tersebar di di negara ini pada tahun 2023, dan di perkirakan jumlahnya meningkat menjadi sekitar 9.000 coffee shop tahun 2028 mendatang.

Oleh sebab itu, menjalani usaha di industri kopi bisa di lirik, tapi memulainya tentu tidak mudah. Selain modal dan keahlian, ada beberapa hal ayng harus di perhatikan. Berikut sejumlah tips dan saran dari Founder Fugol Coffee Roasters, John Richard Christhoper yang sudah berkarir di industri kopi sejak tahun 2015, serta Head of Communications E-commerce Tokopedia and ShopTokopedia, Aditia Grasio Nelwan.

Tips memulai usaha kopi

1. Tentukan apa yang jadi pembeda

John menuturkan, pelaku usaha kopi yang masih pemula harus punya value yang membedakan usahanya dengan usaha lain. “Harus punya value pembedanya apa. Itu nomor satu. Kita terjun ke market ini, apa yang membedakan kita?” ucap John di Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Ia menambahkan, salah satu hal yang bisa di perhatikan adalah dari segi branding (pencitraan merek) yang mencakup beragam aspek. Misalnya dari segi penyampaian kepada pelanggan, tampilan coffee shop yang di miliki, dan kemasan produk kopi yang di jual.

2. Jangan berhenti mencoba

Hal hampir senada di utarakan oleh Adit pada kesempatan terpisah. Ia mencoba menyampaikan ke para seller (penjual) di Tokopedia untuk memiliki unique selling point (nilai jual yang unik).

“Coba dulu, unique selling point-nya apakah bekerja dengan baik atau enggak,” kata Adit saat sesi talk show bersama Fugol Coffee Roasters, Tokopedia, dan ShopTokopedia di Tanatap Coffee di Kota Bandung, Jawa Barat.

Adit mencontohkan, Fugol Coffee Roasters memiliki kemasan produk yang cerah dan hal tersebut berhasil menggaet pelanggan. “Mungkin works (berhasil) di Fugol (Coffee Roaster), enggak works di brand lain. Jadi intinya, setiap seller, kita membujuk atau encourage mereka untuk cobain dulu sampai akhirnya mereka menemukan pattern(pola) yang lebih bekerja dengan baik untuk mereka,” jelasnya.

3. Tentyukan tujuan

Menurut john, pelaku usaha kopi pemula sebaiknya menentukan visi atau future goals mereka. “Kalau dia hanya terjun ke bisnis tapi dia enggak punya fugol-nya, enggak punya targetnya, akan kayak gitu – gitu terus. Karena kita pernah di masa itu,” ucapnya.

John bercerita, ia dulu pernah menjalani bisnis kaus, bisnis desain, dan bisnis makanan. Namun, semuanya gagal karena ia belum mengetahui visinya. “Produk yang baik adalah produk yang memecahkan permasalahan, memberikan solusi atas permasalahan konsumen. Nah, apakah produk kamu memberikan solusi yang better (lebih baik) daripada produk -produk lainnya?” terang john.

Sebelum Covid-19 melanda di tahun 2019, Fugol Coffee Roasters berfokus ke kualitas. Ia tahu rasa yang enak bagaimana, tapi belum mengerti caranya berjualan.

Akhirnya, pandemi membuat john belajar banyak hal dari awal. Misalnya soal branding dan marketing. “Akhirnya kita sadar, ‘Oh, kita pikir kita tahu banyak hal, ternyata kita belum tahu apa – apa’,” tutur peraih posisi kelima dalam ajang World Brewers Cup 2022.

Tokopedia dan ShopTokopedia memiliki fitur live shopping yang bisa di manfaatkan pelaku usaha kopi. Lewat fitur tersebutm mereka bisa mempromosikan produk secara online atau membuat calon pembeli aware keberadaan usaha mereka.

“Itu bagus untuk naikin awareness tentang produk – produk kopinya. Mungkin enggak langsung check out, enggak apa – apa. Tapi at least awareness tentang produk – produk sudah naik,” ucap Adit.

Baca juga: Destinasi Wisata di Batam Selain Pantai

Adit mengajak pelaku usaha kopi untuk lebih kreatif saat live streaming. Selain memperkenalkan produknya, mereka bisa memperkaya dengan nuansa. “Jadi mungkin dia jual biji kopi, bisa aja kontennya mengenai bagaimana cara mereke ngolah biji kopinya, bagaimana cara mereka brewing-nya, atau mungkin mereka pakai mesin espresonya seperti apa. Hal – hal yang bisa menarik perhatikan daripada cerita kopi saja,” jelas Adit.

Selain konten live streaming, pelaku usaha kopi juga sebaiknya memperhatikan frekuensi melakukan kegiatan daring tersebut. Cara mengetahui frekuensi live streaming yang tepat adalah lewat terus mencoba. Misalnya dari sekali sehari menjadi dua kali sehari, pada pagi hari saat masyarakat berangkat kerja atau saat mereka pulang kerja. Setiap usaha tidak sama.

“Bahkan, setiap brand di kategori yang sama (di Tokopedia dan ShopTokopedia) memiliki pengalaman live streaming yang berbeda sehingga memang kalau sehari – hari ya harus di coba. Semakin sering mereka bekerja, semakin sering mereka bisa membaca pattern-nya, semakin efektif mereka mau coba live,” terangnya.

Post Comment