Destinasi Wisata Khusus Pria, Wanita Dilarang Masuk

Destinasi Wisata Khusus Pria

Destinasi Wisata Khusus Pria – Ribuan destinasi wisata tersebar di seluruh dunia, dengan masing – masing memiliki aturannya sendiri – sendiri. Salah satu aturan yang unik adalah melarang kaum wanita untuk mengunjunginya. Sehingga, hanya pria yang bisa datang atau memasuki destinasi wisata itu.

Bukan tanpa sebab, hal itu sebagian besar berhubungan dengan kepercayaan masyarakat lokal maupun sesuai dengan kebijakan pemerintah setempat.

Lantas, apa saja destinasi wisata khusus pria tersebut?

5 Destinasi Wisata Khusus Pria di Dunia

Di kutip dari National Geographic, berikut setidaknya lima destinasi wisata dunia yang melarang pengunjung wanita:

1. Gunung Athos (Yunani)

Destinasi wisata yang hanya memperbolehkan wisatawan pria yang datang yaitu Gunung Athos yang terletak di semenanjung utara Yunani.

Gunung yang terkenal dengan pemandangan indahnya ini adalah gunung suci bagi Kristen Ortodok, yang memiliki belasan biara Ortodoks di dalamnya. Selama lebih dari seribu tahun, para peziarah dan biarawan Kristen Ortodoks berdatangan ke biara di Gunung Athos.

Lebih dari 100 mil atau 161 kilometer daratan sekitarnya telah di lindungi sebagai situs Warisan Dunia UNESCO sejak tahun 1990-an. Selain wanita, hewan betina juga di larang untuk datang ke wilayah tersebut. Namun, kucing betina masih bisa datang.

Biara – biara di gunung tersebut melarang kedatangan perempuan dengan alasan bahwa kehadiran mereka akan menyulitkan para biarawan untuk berpegang teguh pada sumpah selibat mereka. Tradisi Ortodoks juga menyatakan bahwa Gunung Athos adalah milik Perawan Maria, sehingga tidak ada perempuan lain yang boleh mengunjunginya.

Beberapa wanita pernah mencoba menyelinap ke kawasan ini dengan mengenakan pakaian pria. Pada tahun 2019, satu set tulang perempuan di temukan dan di gali di bawah kapel Bizantium di situs tersebut.

2. Gunung Omine (Jepang)

Gunung Omine yang terletak di Pulau Honshu, Jepang juga melarang bagi wanita untuk berkunjung. Larangan ini sudah berlaku selama lebih dari seribu tahun. Salah satu destinasi wisata yang masuk ke dalam Warisan Dunia UNESCO ini memiliki berbagai kuil Shinto dan Buddha di kawasannya.

Ketika berjalan melewati jalur pegunungan yang cukup terjal dan hijau di wilayah ini, wisatawan akan di suguhi pemandangan indah nan damai. Adapun penyebab wanita di larang datang ke gunung ini karena berpotensi muncul “gangguan” yang konon mereka berikan kepada laki – laki.

Meski demikian, lebih dari 10.000 wanita Jepang sempat mengajukan petisi agar larangan itu di cabut saat gunung tesebut di tetapkan sebagai situs Warisan Duni UNESCO 2004.

3. Pulau Okinoshima (Jepang)

Pulau Okinoshima yang masuk ke dalam situs Warisan Dunia UNESCO juga melarang pengunjung wanita untuk datang. Di ketahui, Pulau Okinoshima adalah sebuah pulau berukuran kecil yang terletak di lepas pantai Fukuoka, Jepang. Pulau ini di kelola oleh sekelompok biarawan Shinto secara bergiliran.

Asal – usul tradisionalnya berpusat pada tiga dewi laut yang di abadikan di tiga kuil di Pulau Okinoshima tersebut. Selama lebih dari seribu tahun para peziarah membawa persembahan ke pulau ini, seperti cermin, koin, dan cincin emas dari Semenanjung Korea untuk mengenang pertukaran masa lalu antara Jepang dan Korea.

Sebenarnya, sebagian besar pulau ini terlarang bagi pria dan wanita saat ini, namun setiap tahun terdapat ratusan pria yang mengunjungi pulau ini untuk menghadiri festival. Meski begitu, mereka hanya di perbolehkan untuk menginjakkan kakinya di pantai setelah menyebrangi laut.

Pada tahun 2017, seorang pejabat menerangkan bahwa perjalanan singkat ke pulau tersebut di anggap terlalu berbahaya bagi wanita dan di larang demi keselamatan mereka sendiri.

Baca juga : Rumah Tahan Gempa atau Tidak? Ini Cara Cek Rumah Anda

4. Herbertstasse (Jerman)

Sebuah jalan yang terkenal di Hamburg, Jerman bernama Herbertstrasse juga di larang untuk di lalui wanita. Jalan ini hanya memperbolehkan wanita pekerja seksual yang legal di sana. Selain itu, pria yang di perbolehkan masuk yakni yang berusia 18 tahun ke atas.

Jalan ini terletak di dekat Reeperbahn, area kota yang di anggap sebagai salah satu distrik lampu merah paling terkenal di dunia. Secara teknis, Herbertstrasse adalah jalan kecil yang terkenal dengan lampu neon dan jendelanya yang menampilkan ratusan pekerja seks berpakaian minim.

Pelarangan ini berlaku sejak 1933, ketika Nazi menutup jalan tersebut dengan pembatas logam besar. Nazi melakukannya sebagai bagian dari upaya untuk mengendalikan pekerja seks dan kejahatan pada masa awal Sosialisme Nasional.

Penahanan para pekerja seks di Hamburg agar tetap berada di wilayahnya di maksudkan untuk mencegah mereka “menulari” moral masyarakat Jerman dalam kehidupan sehari – hari. Kebijakan tersebut juga berlaku untuk melindungi pekerja seksual yang ada di sana terhadap profesi yang mereka jalani.

Namun seiring kebijakan itu berjalan, Nazi justru melakukan tindakan penganiyaan terhadap para pekerja seks di sana. Di mulai pada tahun 1933, Nazi menangkap lebih dari 3.000 wanita di Hamburg karena di anggap “asosial” sebagai hukuman atas prostitusi.

Banyak yang meninggal bersama dengan pekerja seks dari kota – kota lain di Jerman di kamp konsentrasi seperti Ravensbruck dan Neuengamme, namun kisah mereka hilang di telan waktu. Setelah runtuhnya Nazi saat berakhirnya Perang Dunia 2, larangan bagi pengunjung perempuan tetap ada.

Pada tahun 1970-an, pemerintah Hamburg benar – benar membentengi gerbangnya, bahkan membangun penghalang baja yang lebih tinggi untuk menghalangi pandangan dari area politik. Kini, jalan – jalan di sekitarnya menampilkan sesuatu yang lain yakni “Stolpersteine”, sebuah batu nisan atau plakat bertuliskan nama – nama pekerja seks yang di aniaya untuk mengenang kematian mereka di kamp – kamp Nazi.

5. Taman Nasional Band-e-Amir (Afghanistan)

Band-eAmir di Provinsi Bamiyan adalah taman nasional pertama dan di kenal sebagai Grand Canyon versi Afghanistan. Kawasan ini terkenal dengan lebih dari 200 mil danau indahnya, tebing menjulang tinggi, dan bendungan alaminya.

Taman nasional ini pertama kali di buka pada tahun 2009 dan pernah di puji sebagai simbol kemajuan Afghanistan. Bahkan, taman nasional ini mempekerjakan penjaga taman wanita pertama di negara tersebut.

Namun pada 2023, pemerintahan Afghanistan yang di pimpin Taliban mengumumkan bahwa taman nasional ini terlarang bagi pengunjung wanita. Hal tersebut, kata Taliban, konon sebagai pelanggaran norma kesopanan. Petugas dari Taliban juga di tempatkan di pintu masuk taman nasional ini.

Penduduk Band-eAmir melaporkan bahwa jumlah perjalanan pariwisata telah berkurang sejak larangan tersebut di berlakukan. Untuk saat ini, satu – satunya wanita yang bisa menikmatinya adalah mereka yang memang sudah tinggal di kawasan indah itu.

Post Comment